Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Tempe Kedelai untuk Wali Peserta Didik

Banjarnegara – MTs Ma’arif Mandiraja kabupaten Banjarnegara adakan pelatihan kewirausahaan pembuatan tempe kedelai, guna meningkatkan wawasan kewirausahaan untuk wali peserta didik dalam menghidupkan dan memperlancar jalannya perekonomian (6/3).

Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan ini menumbuhkan semangat wali peserta didik MTs Ma’arif Mandiraja, terbukti jalannya kegiatan ini para peserta sangat antusias sejak proses awal hingga tahap akhir pembungkusan tempe kedelai.

Kepala MTs Ma’arif Mandiraja, Dra. Barokatumminalloh dalam sambutannya menyampaikan tempe merupakan salah satu makanan yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat, dengan proses yang sederhana namun dapat menghasilkan produk yang berkualitas gizi yang cukup tinggi.

“Ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang diberikan oleh orang lain, karena sesungguhnya masing-masing orang mempunyai keahlian yang bisa digali dan dikembangkan. Untuk itu MTs Ma’arif Mandiraja melaksanakan kegiatan kewirausahaan pembuatan tempe kedelai untuk wali peserta didik, dengan harapan dengan bahan yang mudah didapatkan akan membuka peluang rezeki melalui produksi tempe”, tambahnya.

Beliau juga menyatakan bahwa diantara manfaat tempe diantaranya; terdapat sumber gizi yang mudah didapat, menurunkan kadar kolestrol, senyawa protein dan mencegah kanker payudara serta penuaan (awet muda).

Sementara itu, Retno Widiarti selaku guru pembimbing pembuatan tempe menyatakan bahwa pelatihan pembuatan tempe yang diikuti wali peserta didik sangatlah bermanfaat, apalagi disaat kondisi pandemi Covid-19 ini.  Walipeserta didik MTs Ma’arif Mandiraja yang mengikuti pelatihan sangatlah antusias, dari proses awal perebusan, pencucian untuk menghilangkan kulit ari, perendaman dan peragian, hingga pada tahap pembungkusannya. Pelatihan pembuatan tempe yang dilakukan wali peserta didik MTs Ma’arif Mandiraja lain dari pada yang lain, karena menginginkan hasil dan kualitas yang maksimal, maka dalam proses pencucian untuk membersihkan kulit arinya dilakukan sampai benar-benar bersih, sehingga didapat tinggal biji-biji kedelainnya. Proses pembungkusan kedelai menjadi tempe ini ada yang menggunakan plastik, dan ada yang menggunakan daun pisang. Pembungkusannya dibuat bermacam-macam, dari bentuk yang biasa banyak terdapat dipasaran hingga bentuk  segi tiga yang biasa untuk masakan tempe bacem.

“Alhamdulillah pembuatan tempe di MTs Ma’arif berjalan dengan lancar, dan setelah menunggu semalam tempe sudah jadi serta bisa dinikmati bersama-sama. Dari pelatihan proses pembuatan tempe ini diharapkan nantinya bisa bermanfaat bagi wali peserta didik dan lingkungannya”, tambahnya.

Sedangkan menurut Siswati selaku guru pembimbing dalam kegiatan ini, mengarahkan bagaimana proses dan cara membuat tempe yang baik dan benar. Diantaranya, pertama kacang kedelai dicuci bersih kemudian direbus sampai lunak, setelah itu diangkat dan disaring untuk dicuci kembali sambil dibuang kulit arinya sampai bersih. Langkah selanjutnya kacang kedelai tersebut direndam selama satu malam, kemudian pada pagi harinya disaring dan dicuci kembali sampai bersih. Setelah itu dikukus selama kurang lebih setengah jam, lalu diangkat dari kukusan dan letakkan di nyiru atau tampah tunggu sampai dingin. Langkah berikutnya setelah dingin diberi ragi tempe dan diaduk hingga merata kemudian dikemas menggunakan plastik atau daun dan diamkan sampai satu atau dua hari.

“Untuk pesan dan kesan, sebaiknya dalam pembuatan tempe semua bahan dan alatnya harus steril supaya hasilnya lebih baik dan nikmat rasanya”, tambahnya.



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)